Saturday, June 18, 2005

PERSAHABATAN SEJATI

PERSAHABATAN SEJATI

Berteman lah dengan orang yang

jika engkau membelanya, ia pun melindungimu.

jika engkau berbuat baik padanya, ia pun membalasnya.

jika engkau berbuat dosa, ia pun mencegahmu.



Bertemanlah dengan orang yang

jika engkau meminta sesuatu, ia pun memberi.

Jika engkau diam, ia pun menyapamu.

Jika engkau mengalami musibah, ia pun menolongmu.



Berteman lah dengan orang yang

Jika engkau berkata, ia pun membenarkanmudan menasehatimu

Dan jika kalian bertengkar, ia pun mengutamakanmu.

Friday, June 17, 2005

Buah kebeningan hati

Buah Kebeningan Hati [KH. Abdullah Gymnastiar]
Saudara-saudaraku, sungguh beruntung bagi siapapun yang mampu menata qolbunya menjadi bening, jernih, bersih, dan selamat. Sungguh berbahagia dan mengesankan bagi siapapun sekiranya memiliki qolbu yang tertata, terpelihara, dan terawat dengan sebaik-baiknya. Karena selain senantiasa merasakan kelapangan, ketenangan, ketenteraman, kesejukan, dan indahnya hidup di dunia ini, pancaran kebeningan hati pun akan tersemburat pula dari indahnya setiap aktivitas yang dilakukan.

Betapa tidak, orang yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan jauh lebih jernih. Bagai embun menggelayut di ujung dedaunan di pagi hari yang cerah lalu terpancari sejuknya sinar mentari pagi; jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Tidak berlebihan jika setiap orang akan merasa nikmat menatap pemilik wajah yang cerah, ceria, penuh sungging senyuman tulus seperti ini.

Begitu pula ketika berkata, kata-katanya akan bersih dari melukai, jauh dari kata-kata yang menyombongkan diri, terlebih lagi ia terpelihara dari kata-kata riya, Subhanallah. Setiap butir kata yang keluar dari lisannya yang telah tertata dengan baik ini, akan terasa sarat dengan hikmah, sarat dengan makna, dan sarat akan mamfaat. Tutur katanya bernas dan berharga. Inilah buah dari gelegak keinginan di lubuk hatinya yang paling dalam untuk senantiasa membahagiakan orang lain.

Kesehatan tubuh pun terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari kemampuannya menata qolbu. Detak jantung menjadi terpelihara, tekanan darah terjaga, ketegangan berkurang,dan kondisi diri yang senantiasa diliputi kedamaian. Tak berlebihan jika tubuh pun menjadi lebih sehat, lebih segar, dan lebih fit. Tentu saja tubuh yang sehat dan segar seperti ini akan jauh lebih memungkinkan untuk berbuat banyak kepada umat.

Orang yang bening hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih. Baginya tidak ada waktu untuk berpikir jelek sedetik pun jua. Apalagi berpikir untuk menzhalimi orang lain, sama sekali tidak terlintas dibenaknya. Waktu baginya sangat berharga. Mana mungkin sesuatu yang berharga digunakan untuk hal-hal yang tidak berharga? Sungguh suatu kebodohan yang tidak terkira. Karenanya dalam menjalani setiap detik yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan setiap tugas hidupnya. Tak berlebihan jika orang yang berbening hati seperti ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah menyerap aneka ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan beragam kreativitas pemikiran. Subhanallah, bening hati ternyata telah membuahkan aneka solusi optimal dari kemampuan akal pikirannya.

Walhasil, orang yang telah tertata hatinya adalah orang yang telah berhasil merintis tapak demi tapak jalan ke arah kebaikan tidak mengherankan ketika ia menjalin hubungan dengan sesama manusia pun menjadi sesuatu yang teramat mengesankan. Hatinya yang bersih membuat terpancar darinya akhlak yang indah mempesona, rendah hati, dan penuh dengan kesantunan. Siapapun yang berjumpa akan merasa kesan yang mendalam, siapapun yang bertemu akan memperoleh aneka mamfaat kebaikan, bahkan ketika berpisah sekalipun, orang seperti ini menjadi buah kenangan yang tak mudah dilupakan.

Dan, Subhanallah, lebih dari semua itu, kebeningan hatipun ternyata dapat membuat hubungan dengan Allah menjadi luar biasa mamfaatnya. Dengan berbekal keyakinan yang mendalam, mengingat dan menyebut-Nya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, membuat hatinya menjadi tenang dan tenteram. Konsekuensinya, dia pun menjadi lebih akrab dengan Allah, ibadahnya lebih terasa nikmat dan lezat. Begitu pula do'a-do'anya menjadi luar biasa mustajabnya. Mustajabnya do'a tentu akan menjadi solusi bagi persoalan-persoalan hidup yang dihadapinya. Dan yang paling luar biasa adalah karunia perjumpaan dengan Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak, Allahu Akbar.

Pendek kata orang yang bersih hati itu, luar biasa nikmatnya, luar biasa bahagianya, dan luar biasa mulianya. Tidak hanya di dunia ini, tapi juga di akhirat kelak. Tidak rindukah kita memiliki hati yang bersih?

Silahkan bandingkan dengan orang yang berperilaku sebaliknya; berhati busuk, semrawut, dan kusut masai. Wajahnya bermuram durja, kusam, dan senantiasa tampak resah dan gelisah. Kata-katanya bengis, kasar, dan ketus. Hatinya pun senantiasa dikotori buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain bahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan. Tak berlebihan bila perilakunya pun menjadi hina dan nista, jauh dari perilaku terhormat, lebih dari itu, badannya pun menjadi mudah terserang penyakit. Penyakit buah dari kebusukan hati, buah dari ketegangan jiwa, dan buah dari letihnya pikiran diterpa aneka rona masalah kehidupan. Selain itu, akal pikirannya pun menjadi sempit dan bahkan lebih banyak berpikir tentang kezhaliman.

Oleh karenanya, bagi orang yang busuk hati sama sekali tidak ada waktu untuk bertambah ilmu. Segenap waktunya habis hanya digunakan untuk memuntahkan ketidaksukaannya kepada orang lain. Tidak mengherankan bila hubungan dengan Allah SWT pun menjadi hancur berantakan, ibadah tidak lagi menjadi nikmat dan bahkan menjadi rusak dan kering. Lebih rugi lagi, ia menjadi jauh dari rahmat Allah. Akibatnya pun jelas, do'a menjadi tidak ijabah [terkabul], dan aneka masalah pun segera datang menghampiri, naudzubillaah [kita berlindung kepada Allah].

Ternyata hanya kerugian dan kerugian saja yang didapati orang berhati busuk. Betapa malangnya. Pantaslah Allah SWT dalam hal ini telah mengingatkan kita dalam sebuah Firman-Nya : 'Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.' [Q.S. Asy-Syam [91] : 9 - 10].

Ingatlah saudaraku, hidup hanya satu kali dan siapa tahu tidak lama lagi kita akan mati. Marilah kita bersama-sama bergabung dalam barisan orang-orang yang terus memperbaiki diri, dan mudah-mudahan kita menjadi contoh awal bagaimana menjadikan hidup indah dan prestatif dengan bening hati, Insya Allah.

BUAT YANG BERSEDIH

Tidak dapat dibantah lagi bahwa kesedihan adalah salah satu kondisi
yang paling tragis dan paling besar -terasa- sakitnya bagi raga maupun
jiwa. Apabila ia menyatu bersama kuku-kukunya yang tajam ke dalam jiwa,
tidak lama kemudian ia akan merobek-robeknya dan memporak-porandakannya.
Maka akan kita dapatkan manusia yang kacau dan mengalami kegoncangan
dalam hidup dan kehidupannya.

Dan kesedihan tadi akan mempengaruhi sebagian dan bahkan seluruh
komponen kehidupannya jiwa dan raga, hingga ia melihat dunia dalam pandangan
matanya lebih gelap dari kegelapan dan lebih sempit dari lubang jarum.
Jiwanya tak ubahnya laksana tinta-tinta tebal di atas permukaan air. Ia
menghitamkan setiap apa yang ia muntahkan dari dalam perutnya kepada
apa pun yang dekat dengannya. Dan kesedihan akan menghitamkan
kehidupannya dengan apa saja yang ia muntahkan atas dirinya dengan
kesedihan-kesedihan dan kecemasan-kecemasan. Karenaya, kau akan melihat mereka
menyamakan antara jiwa dan raga yang sedih dengan apa yang mereka pakai dan
tampakkan dengan pakaian-pakaian berkabung. Tatkala penyakit sedih tadi
menjadi sebuah penyakit yang menimpa jiwa seluruhnya.

Seorang bijak adalah orang yang mencari alternatif terapi penyembuhan
yang lebih baik, dengan beragam obat dan pengobatan lainnya, setelah
mengalami kesulitan dengan penyembuhan awal, sebagaimana yang dilakukan
oleh seorang dokter terhadap penyakit-penyakit yang membangkang di dalam
raga. Maka syarat awal agar berfungsinya obat bagi raga yang sedang
ditimpa penyakit adalah membiasakan diri untuk mengkomsumsi obat yang akan
menyempurnakan proses sirkulasi di dalam raga.

Wahai yang sedang bersedih...

Segala apa yang ditawarkan berupa alternatif penyembuhan kesedihan
tersebut, jika kalian mau menjalaninya dengan kebiasaan yang konsisten,
mengontrol cara pandang hidup, berpikir positif dan memaksimalkan
kesungguhan dan ketekunan, penelitian yang berulang-berulang, dan melatihnya
menjadi sebuah kebiasaan, sehingga menyatu dalam jiwa. Ketika seseorang
memiliki kemampuan untuk melakukannya secara terus-menerus, akan lahir
darinya perilaku-perilaku jasmaniah dan kejiawaan yang menakjubkan dan
mencengangkan keadaan.

Perlu adanya kerelaan pada seseorang untuk berpikir dan membiasakan
diri dengan ketentuan-ketentuan utama dan -membiasakan- untuk
mempraktekkannya, sehingga sampai pada tujuan yang diinginkan, yaitu kebahagiaan.
Segalanya akan menjadi berubah, tatkala kalian hanya membaca tanpa mau
menghayatinya, melihat tanpa mau merenunginya, menghafalnya tanpa
mengekspresikannya. Banyaknya menelaah, membaca dan proses yang memakan waktu
lama, tidaklah memberikan faedah pada akhirnya.

Wahai yang sedang bersedih...

Ketahuilah bahwasanya raga itu terikat dengan jiwa dan begitupun
sebaliknya. Penyakit yang menimpa jiwa akan memberikan pengaruh terhadap raga
dan akan menjadikannya sakit, sebagaimana jiwa yang terpengaruh oleh
raga yang sedang ditimpa penyakit.

Penyembuhan jiwa dari penyakit-penyakitnya haruslah dimulai dari
keharusan untuk memiliki kesehatan raga, sebab kesehatan jiwa sangat
tergantung padanya. Tujuan kerja keras dan upaya yang bijaksana yang akan
membimbing seseorang mencapai kebahagiaan, yaitu dengan adanya jiwa yang
sehat dan berimbas pada raga yang sehat pula.

Wahai yang sedang bersedih...

Seseorang yang menginginkan kesehatan raga, haruslah dapat menjauhkan
setiap keinginan dan nafsu yang berlebihan dan setiap apa saja yang akan
mengakibatkan keguncangan pada pikirannya, membiasakan dirinya untuk
berolah raga -paling sedikit dua jam- setiap harinya dalam keadaan udara
yang bersih dan sering menggunakan air dingin ketika mandi, menjaga dan
memperhatikan pengeluaran darah yang berlebihan dari ketentuan yang
diinginkan dan memperbanyak gerak tubuh.

Maka hidup adalah gerakan. Kalian dapat mengamati apa yang terjadi di
dalam raga. Kalian akan kalian dapati padanya isi perut dan
anggota-anggota lainnya bergerak dengan teratur. Kalian akan melihat hati
menyalurkan seluruh apa yang terdapat dalam jiwa berupa darah ke wadah yang
berukuran kecil dan besar bersama dua puluh delapan denyutan, paru-paru
yang naik dan turun dengan gerakan yang cepat dan selainnya terdapat
gerakan alat-alat uap dan juga usus yang memuai dan mengerut. Di dalam tubuh
akan kalian dapatkan anggota-anggota tubuh yang berfungsi menghisap dan
mengeluarkan darah dalam satu waktu. Dan pada otak terjadi dua gerakan
pada setiap denyutan dari denyutan-denyutan jantung dan setiap kali
menghirup untuk bernafas. Apabila gerakan badan lemah pada fisiknya
sebagaimana halnya pada mereka yang hidup dengan nyaman, tidaklah sempurna
keseimbangan antara kenyamanan dan gerakan-gerakan yang terdapat pada
batinnya. Yang terjadi adalah kekacauan pada raga karena gerakan pada
batin sangat memerlukan pertolongan dengan adanya gerakan lahir, dan
gerakan pada batin membutuhkan gerakan lahir untuk meluruskan aturan,
sehingga tidak terjadi kekacauan pada jiwa dan raga secara bersamaan. Kita
tidak akan merasakan hidangan kehidupan dan mencapai kebahagiaan yang
dipersembahkan buat kita dalam kehidupan ini, melainkan dengan aturan
tersebut.

Kalian akan mendapatkan seseorang yang tenang jasadnya dan hatinya yang
penuh kekerasan dan dominan dengan dendam dan kebencian. Apabila
ketenangan itu berlanjut tidaklah menjamin adanya dampak yang buruk padanya
dari kekacauan tersebut. Karena itu mereka menasehati siapapun
menggerakkan badannya. Dalam sebuah hadits Rasulullah s.a.w.: "Idza ghadhiba
ahadukum falyatawadhaa" (Abu Daud: 4784). Dalam sebuah perkataan
Aristoteles: "Maka basahkanlah dirimu dengan air dingin".

Kalian akan melihat, tidaklah pohon-pohon dalam pertumbuhan dan
perkembangannya bergerak dengan gerakannya yang alami, melainkan udara dan
cuaca yang menimpanya sehingga ia menggoyangkan dahan-dahannya. Maka
gerakan tersebut membantu lahirnya pada gerakan pertumbuhan dan perkembangan
pada batinnya.

Menjaga dan memperhatikan badan dengan apa saja yang dapat
memperbaikinya, dengan makanan-makanan bergizi, gerakan dan sebagainya adalah
sebuah keharusan. Dan menjalaninya dengan mengikuti aturan kesehatan
tertentu demi keselamatan raga dan jiwa secara bersamaan. Maka hal-hal
tersebut menjadi pokok dari substansi pengobatan jiwa.