Friday, June 17, 2005

BUAT YANG BERSEDIH

Tidak dapat dibantah lagi bahwa kesedihan adalah salah satu kondisi
yang paling tragis dan paling besar -terasa- sakitnya bagi raga maupun
jiwa. Apabila ia menyatu bersama kuku-kukunya yang tajam ke dalam jiwa,
tidak lama kemudian ia akan merobek-robeknya dan memporak-porandakannya.
Maka akan kita dapatkan manusia yang kacau dan mengalami kegoncangan
dalam hidup dan kehidupannya.

Dan kesedihan tadi akan mempengaruhi sebagian dan bahkan seluruh
komponen kehidupannya jiwa dan raga, hingga ia melihat dunia dalam pandangan
matanya lebih gelap dari kegelapan dan lebih sempit dari lubang jarum.
Jiwanya tak ubahnya laksana tinta-tinta tebal di atas permukaan air. Ia
menghitamkan setiap apa yang ia muntahkan dari dalam perutnya kepada
apa pun yang dekat dengannya. Dan kesedihan akan menghitamkan
kehidupannya dengan apa saja yang ia muntahkan atas dirinya dengan
kesedihan-kesedihan dan kecemasan-kecemasan. Karenaya, kau akan melihat mereka
menyamakan antara jiwa dan raga yang sedih dengan apa yang mereka pakai dan
tampakkan dengan pakaian-pakaian berkabung. Tatkala penyakit sedih tadi
menjadi sebuah penyakit yang menimpa jiwa seluruhnya.

Seorang bijak adalah orang yang mencari alternatif terapi penyembuhan
yang lebih baik, dengan beragam obat dan pengobatan lainnya, setelah
mengalami kesulitan dengan penyembuhan awal, sebagaimana yang dilakukan
oleh seorang dokter terhadap penyakit-penyakit yang membangkang di dalam
raga. Maka syarat awal agar berfungsinya obat bagi raga yang sedang
ditimpa penyakit adalah membiasakan diri untuk mengkomsumsi obat yang akan
menyempurnakan proses sirkulasi di dalam raga.

Wahai yang sedang bersedih...

Segala apa yang ditawarkan berupa alternatif penyembuhan kesedihan
tersebut, jika kalian mau menjalaninya dengan kebiasaan yang konsisten,
mengontrol cara pandang hidup, berpikir positif dan memaksimalkan
kesungguhan dan ketekunan, penelitian yang berulang-berulang, dan melatihnya
menjadi sebuah kebiasaan, sehingga menyatu dalam jiwa. Ketika seseorang
memiliki kemampuan untuk melakukannya secara terus-menerus, akan lahir
darinya perilaku-perilaku jasmaniah dan kejiawaan yang menakjubkan dan
mencengangkan keadaan.

Perlu adanya kerelaan pada seseorang untuk berpikir dan membiasakan
diri dengan ketentuan-ketentuan utama dan -membiasakan- untuk
mempraktekkannya, sehingga sampai pada tujuan yang diinginkan, yaitu kebahagiaan.
Segalanya akan menjadi berubah, tatkala kalian hanya membaca tanpa mau
menghayatinya, melihat tanpa mau merenunginya, menghafalnya tanpa
mengekspresikannya. Banyaknya menelaah, membaca dan proses yang memakan waktu
lama, tidaklah memberikan faedah pada akhirnya.

Wahai yang sedang bersedih...

Ketahuilah bahwasanya raga itu terikat dengan jiwa dan begitupun
sebaliknya. Penyakit yang menimpa jiwa akan memberikan pengaruh terhadap raga
dan akan menjadikannya sakit, sebagaimana jiwa yang terpengaruh oleh
raga yang sedang ditimpa penyakit.

Penyembuhan jiwa dari penyakit-penyakitnya haruslah dimulai dari
keharusan untuk memiliki kesehatan raga, sebab kesehatan jiwa sangat
tergantung padanya. Tujuan kerja keras dan upaya yang bijaksana yang akan
membimbing seseorang mencapai kebahagiaan, yaitu dengan adanya jiwa yang
sehat dan berimbas pada raga yang sehat pula.

Wahai yang sedang bersedih...

Seseorang yang menginginkan kesehatan raga, haruslah dapat menjauhkan
setiap keinginan dan nafsu yang berlebihan dan setiap apa saja yang akan
mengakibatkan keguncangan pada pikirannya, membiasakan dirinya untuk
berolah raga -paling sedikit dua jam- setiap harinya dalam keadaan udara
yang bersih dan sering menggunakan air dingin ketika mandi, menjaga dan
memperhatikan pengeluaran darah yang berlebihan dari ketentuan yang
diinginkan dan memperbanyak gerak tubuh.

Maka hidup adalah gerakan. Kalian dapat mengamati apa yang terjadi di
dalam raga. Kalian akan kalian dapati padanya isi perut dan
anggota-anggota lainnya bergerak dengan teratur. Kalian akan melihat hati
menyalurkan seluruh apa yang terdapat dalam jiwa berupa darah ke wadah yang
berukuran kecil dan besar bersama dua puluh delapan denyutan, paru-paru
yang naik dan turun dengan gerakan yang cepat dan selainnya terdapat
gerakan alat-alat uap dan juga usus yang memuai dan mengerut. Di dalam tubuh
akan kalian dapatkan anggota-anggota tubuh yang berfungsi menghisap dan
mengeluarkan darah dalam satu waktu. Dan pada otak terjadi dua gerakan
pada setiap denyutan dari denyutan-denyutan jantung dan setiap kali
menghirup untuk bernafas. Apabila gerakan badan lemah pada fisiknya
sebagaimana halnya pada mereka yang hidup dengan nyaman, tidaklah sempurna
keseimbangan antara kenyamanan dan gerakan-gerakan yang terdapat pada
batinnya. Yang terjadi adalah kekacauan pada raga karena gerakan pada
batin sangat memerlukan pertolongan dengan adanya gerakan lahir, dan
gerakan pada batin membutuhkan gerakan lahir untuk meluruskan aturan,
sehingga tidak terjadi kekacauan pada jiwa dan raga secara bersamaan. Kita
tidak akan merasakan hidangan kehidupan dan mencapai kebahagiaan yang
dipersembahkan buat kita dalam kehidupan ini, melainkan dengan aturan
tersebut.

Kalian akan mendapatkan seseorang yang tenang jasadnya dan hatinya yang
penuh kekerasan dan dominan dengan dendam dan kebencian. Apabila
ketenangan itu berlanjut tidaklah menjamin adanya dampak yang buruk padanya
dari kekacauan tersebut. Karena itu mereka menasehati siapapun
menggerakkan badannya. Dalam sebuah hadits Rasulullah s.a.w.: "Idza ghadhiba
ahadukum falyatawadhaa" (Abu Daud: 4784). Dalam sebuah perkataan
Aristoteles: "Maka basahkanlah dirimu dengan air dingin".

Kalian akan melihat, tidaklah pohon-pohon dalam pertumbuhan dan
perkembangannya bergerak dengan gerakannya yang alami, melainkan udara dan
cuaca yang menimpanya sehingga ia menggoyangkan dahan-dahannya. Maka
gerakan tersebut membantu lahirnya pada gerakan pertumbuhan dan perkembangan
pada batinnya.

Menjaga dan memperhatikan badan dengan apa saja yang dapat
memperbaikinya, dengan makanan-makanan bergizi, gerakan dan sebagainya adalah
sebuah keharusan. Dan menjalaninya dengan mengikuti aturan kesehatan
tertentu demi keselamatan raga dan jiwa secara bersamaan. Maka hal-hal
tersebut menjadi pokok dari substansi pengobatan jiwa.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home